Perhelatan arak-arakan Sam Poo yang sudah menjadi tradisi setiap tahun ini dipusatkan di dua lokasi, yakni Kelenteng Tay Kak Sie di Gang Lombok dan Kelenteng Sam Poo Kong di Gang Batu. Kedua tempat tersebut saling berkaitan dan merupakan tempat bersejarah bagi Laksamana Cheng Ho.
Arak-arakan dimeriahkan berbagai atraksi kesenian seperti Barongsai, Liong, Joli hingga tarian Topeng Ireng. Dalam prosesi arak-arakan tersebut, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi bersama Ketua DPRD Jateng Rukma Setyabudi berkesempatan mengangkat joli Kongco Sam Poo Tay Djie di Klenteng Sam Poo Kong. Kongco Sam Poo Tay Djie merupakan joli simbol dari Laksamana Cheng Ho, yang juga merupakan dewa dagang.
Hendrar Prihadi mengungkapkan, singgahnya Laksamana Cheng Ho di Kota Semarang telah membawa berkah dengan banyaknya wisatawan domestik maupun mancanegara yang berkunjung ke Semarang. "Begitu banyaknya wisatawan asing yang mampir ke Sam Poo Kong," kata Hendi.
Menurutnya, kirab atau arak-arakan Sam Poo setiap tahunnya bisa jadi destinasi yang layak dikunjungi. "Kita tinggal dalam bingkai NKRI, di sini (Semarang) masyarakat guyub dan kondusif dan selalu saling menghormati dan menghargai antaragama, etnis dan lain sebagainya," ujarnya.
Ketua DPRD Jateng Rukma Setyabudi mengatakan, arak-arakan budaya Sam Poo ini menunjukkan kesatuan dalam keberagaman karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. "Sehingga kekayaan budaya kita harus dilestarikan," kata Rukma.
Menurut dia, perayaan kedatangan Laksamana Cheng Ho ini juga bisa membawa berkah bagi Kota Semarang. "Berkahnya ya banyaknya pengunjung yang datang ke sini (Sam Poo Kong) dan tentunya wisatawan membelanjakan uangnya di Semarang."
(zik)
Pengen baca lanjutan nya buka link di samping : http://ift.tt/2vKHpMC
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Keberagaman Budaya dalam Arak-arakan Sam Poo"
Post a Comment