Search

Rodiah Sukseskan Diri dengan Menyukseskan Orang Lain

loading...

SUKABUMI - Saat ingin mencari kegiatan di luar rumah, Rodiah memilih mengabdikan diri kepada masyarakat. Mulai mendaftar secara sukarela untuk menjadi bagian dari Program Keluarga Harapan (PKH) besutan Kementerian Sosial RI hingga kini ia dapat membantu masyarakat Jaya Mekar, Kecamatan Baros, Sukabumi, dalam membuat kampung wisata edukasi kuliner yang membantu perekonomian warga.

Selain warga sekitar tempat tinggal yang terbantu oleh kiprahnya, Rodiah juga mampu menorehkan prestasi. Oleh Dinas Sosial Jawa Barat, dia pernah dianugerahi penghargaan Juara 1 Pendamping Terbaik.

Apa yang dikerjakan wanita 41 tahun ini selama beberapa tahun terakhir serta motivasi terbesarnya hingga mau terus mengabdi k epada masyarakat? Simak obrolan Rodiah dengan KORAN SINDO berikut ini.

Bagaimana Jaya Mekar Kecamatan Baros Sukabumi menjadi kampung wisata edukasi kuliner?
Saat saya menjadi pendamping PKH dari Kemensos pada 2013 yang tugasnya tidak mudah. Masyarakat PKH itu 5% termiskin paling bawah di da ta angka kemiskinan, jadi tugas saya memutus mata rantai kemiskinan pada satu keluarga yang termasuk keluarga penerima manfaat (KPM).

Pada 2015 saya mencoba mapping potensi di KPM PKH, ter nyata sebagian besar usahanya di bidang kuliner. Ada juga yang tidak bekerja dan tak punya ke ahlian apa pun. Hasil social map ini saya sharing dengan pihak kecamatan, ada usul bikin kampung kuliner. Pada 2016 saya ikut sekolah socialpreneur di Kampung Bisnis Tegalwaru, Bogor.

Dibantu biaya oleh Bapak Achmad Fahmi sebagai Wakil Wali Kota Sukabumi dengan syarat saya harus bisa merealisasi kannya. Dari kegiatan sekolah itulah saya punya ilmu bagaimana memulai pemberdayaan masyarakat dengan melihat potensi kebaikan dan permasalahan di masyarakat dengan tahapan-tahap annya. Ternyata hasil social mapping di Kelurahan Jaya Mekar adalah, potensi kulinernya luar biasa.

Bisa diceritakan bagaimana Anda terjun di masyarakat melalui program dari Kemensos?
Saya melamar seperti melamar kerja ke Kemensos. Karena saya sudah berkecimpung di masyarakat dari dulu, sewaktu (tinggal) di Jakarta pernah membina beberapa masyarakat. Saat suami saya pindah ke Sukabumi dan belum mendapat pekerjaan yang cukup pendapatannya untuk keluarga, saya berpikir ingin bekerja.

Pada saat ada info Kemensos buka lowongan, saya awalnya tidak ter lalu merespons. Namun, teman saya bilang ini bagus untuk menyebarkan banyak kebaikan. Jadi, dua hari sebelum penutupan pendaftaran, saya izin ke suami dan suami bilang buka web -nya saja dulu, lihat job desk-nya. Ternyata saya merasa ini dunia saya. Saya punya impian seperti ini. Suami memberi izin, saya melamar, kemudian ikut tes dan Alhamdulillah lulus.

Perubahan apa yang pertama Anda terapkan untuk mengembangkan potensi Kampung Jaya Mekar?
Hal pertama yang saya lakukan membina mereka, diskusi dulu tentang sebuah impian. Kita ingin sukses nggak? Kemudian saya share rencana program saya dan mereka saya minta untuk mencoba usaha kecil secara berkelompok karena saya melihat mereka semua suka memasak. Langkah selanjutnya, kami adakan pelatihan dengan dana yang murah saja, hanya sekitar Rp100.000-150.000. Saya juga meminta bantuan teman saya yang memang guru tata boga di SMK.

Apa tantangan yang Anda rasakan saat membangun kampung wisata edukasi kuliner ini?
Tantangannya adalah mengubah mindset masyarakat, terutama masyarakat penerima PKH yang saya bina. Mereka itu ternyata unik dan mungkin sama juga di wilayah lain. Pokoknya saya se lalu bertanya, “Ibu-ibu mau sukses?” “Mauuuu...,” jawab mereka bersemangat.

Pengaplikasian dari pelatihan ini, satu keluarga sa ya kasih kesempatan untuk membuat UKM stik tempe. Sebanyak 14 orang diundang, tapi yang datang 10 orang. Mereka yang berkomitmen siap untuk dilanjutkan menjadi UKM bersama hanya lima orang. Pada saat pembuatan kedua, yang datang hanya berdua. Pembuatan selanjutnya hanya seorang.

Padahal, saya sudah fasilitasi dengan modal usaha, alat kerjanya, bahkan guru. Setelah beberapa bulan kemudian, saya tidak menyerah. Saya coba alihkan ke RW lain, dikelola hanya dengan lima orang. Alhamdulillah, sampai sekarang masih jalan. Mereka sudah punya pekerjaan dan mulai terbiasa menabung.

Apa yang harus dilakukan seseorang untuk bisa seperti Anda?
Mengabdi kepada masyarakat dengan mengembangkan potensi mereka. Belum banyak yang saya lakukan, hanya memang harus ada passion untuk terjun kemasyarakat. Impian untuk menyukseskan orang lain. Menulis impian, minta kepada Allah untuk di mudahkan jalannya.

Let's block ads! (Why?)



Pengen baca lanjutan nya buka link di samping : https://ift.tt/2GYYkSt

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Rodiah Sukseskan Diri dengan Menyukseskan Orang Lain"

Post a Comment

Powered by Blogger.