Anggota Legiun Veteran sekaligus Koordinator Sekolah Kebangsaan Surabaya Supardi tetap berbicara lantang di tengah keriuhan di dalam Gedung Nasional Indonesia (GNI) Surabaya. Matanya masih awas memandang, paraunya menjangkau seluruh ruangan dan gesit tangannya menyibak banyak keraguan tentang usianya.
Pagi itu, ia menjadi guru pertama pada Sekolah Kebangsaan. Veteran yang kini berusia 85 tahun ini berkisah tentang betapa dahsyat perjuangan para pahlawan, khususnya Arek-arek Suroboyo dalam mempertahankan kemerdekaan.
"Tujuan Sekolah Kebangsaan ini agar anak-anak tidak melupakan sejarah. Terlebih di Gedung GNI ada momentum sejarah luar biasa yakni lahirnya dr. Soetomo yang mendirikan Budi Utomo," katanya dengan tangkas, Kamis (9/11/2017).
Di gedung ini, katanya, melahirkan sumpah pemuda. Cikal bakal kesatuan yang begitu merekat bagi banyak kaum muda. Sebagai cucu dan cicit para pahlawan, anak-anak di sekolah harus memiliki semangat besar untuk meneruskan perjuangan para pahlawan dengan cara belajar yang lebih giat.
Bagi warga Surabaya, November identik dengan Hari Pahlawan. Ketika tepat pada 10 November 1945, Arek-Arek Suroboyo dengan gelora semangat dan pantang takut, berani melawan sekutu yang ingin kembali menjajah Indonesia melalui Surabaya. Kisah heroik itu abadi, hingga kini.
Menyambut datangnya bulan November tahun ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya kembali menggelar Sekolah Kebangsaan demi mewariskan semangat cinta tanah air kepada generasi muda era kekinian.
Sekolah Kebangsaan yang dikemas layaknya aktivitas belajar mengajar kali kedua ini berlangsung di GNI. Agenda tahunan ini dihadiri ratusan pelajar di Kota Surabaya. Dari tingkatan Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP). Mereka duduk lesehan di tengah pendopo dengan aroma perjuangan sejak dulu kala.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan beberapa veteran tampil sebagai seorang 'guru' yang berkisah tentang perjuangan para pahlawan dan juga semangat kepahlawanan.
Risma sendiri menjelaskan pentingnya diadakan Sekolah Kebangsaan tiap tahun. Sebab, selama ini Sekolah Kebangsaan penting diselenggarakan agar anak-anak tahu bahwa kemerdekaan yang diraih bukan karena diberi, tetapi merupakan hasil perjuangan para pahlawan. Warga Surabaya kala itu ikut bertempur dan ribuan orang gugur.
"Kalian bisa bersekolah dan beraktivitas seperti sekarang, karena hasil perjuangan. Karena itu, sudah seharusnya kalian meneruskan perjuangan para pahlawan. Tentunya tidak dengan mengangkat senjata, melainkan dengan belajar dan berani keluar dari zona nyaman," katanya.
Risma melanjutkan, para pahlawan berani dan mempunyai nyali demi mempertahankan kemerdekaan. "Karena itu, kalian jangan pernah merasa takut atau rendah diri. Kalian harus berani berjuang untuk memperebutkan keberhasilan. Apalagi kalian dibekali dengan ilmu pengetahuan. Gunakan apa yang kalian miliki untuk kemajuan kalian, orang tua, sesama dan bangsa Indonesia," jelas mantan Kepala Bappeko Surabaya ini.
Selama sekitar satu jam, Risma menyampaikan banyak pesan penting kepada para pelajar, antara lain tentang semangat kepahlawanan yang harus diwarisi, tentang pentingnya keberanian untuk bersaing dengan pelajar di seluruh dunia, tentang pentingnya menjadi pemenang di kota sendiri dan tidak bergantung pada orang lain. Juga tentang imbauan agar pelajar tidak terus bermain gadget melainkan belajar agar negara ini tidak dijajah oleh bangsa lain.
Pengen baca lanjutan nya buka link di samping : http://ift.tt/2maXAmH
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Saat Risma Berkisah tentang Perjuangan Para Pahlawan"
Post a Comment