Search

LRT Harus Terintegrasi dengan Moda Lain

BANDUNG - Upaya pengembangan moda transportasi massal terus dilakukan di berbagai kota di Indonesia. Yang terkini, Pemerintah Kota Bandung, Jawa Barat, menyatakan akan segera membangun light rail transit (LRT) dan ditargetkan rampung pada 2019.  

Pembangunan moda transportasi massal berbasis rel tersebut diyakini dapat menjadi solusi kepadatan lalu lintas di Kota Kembang yang kian hari semakin macet, terutama di akhir pekan atau libur panjang.  

Kehadiran LRT Metro Kapsul di Bandung, menambah daftar kota di Tanah Air yang tak lama lagi bakal memiliki moda LRT. Sebut saja Palembang dan Jakarta yang bakal mengoperasikan LRT bertepatan dengan event Asian Games 2018 Agustus mendatang. Di Palembang,  progres pembangunan LRT hingga akhir bulan lalu mencapai 85%. Sementara LRT Jakarta untuk jalur Kelapa Gading-Velodrome sudah mencapai 60%. Sedangkan untuk rute LRT Cibubur-Cawang-Dukuh Atas yang rencananya beroperasi tahun depan progresnya baru mencapai 32%. Kota-kota lain yang berpotensi mengembangkan LRT di masa mendatang adalah Medan, Makassar, dan Surabaya.

Menurut  pertimbangan Kementrian Perhubungan, kota-kota tersebut menjadi prioritas pengembangan transportasi massal berbasis rel karena memiliki jumlah penduduk 2 juta jiwa atau lebih.    

Untuk proyek LRT Metro Kapsul di Bandung, tahap pertama akan dibangun koridor III sepanjang 8,5 km. Koridor ini dimulai dari Stasiun Hall (Stasiun Kereta Api Bandung) kemudian melintasi Jalan Otista, Dalem Kaum, Dewi Sartika, Pungkur, Buahbatu, Palasari, A Yani, dan kembali lagi ke Stasiun Hall. Nilai investasi untuk koridor ini mencapai Rp1,4 triliun.  Pada tahap berikutnya, jalur LRT Metro Kapsul akan diteruskan hingga ke Tegalega dan kembali ke stasiun Bandung sepanjang 3 kilometer.  

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan, pencanangan proyek Metro Kapsul Bandung kali ini merupakan kado bagi warga Bandung. Proyek tersebut telah ditunggu cukup lama oleh dan baru kali ini bisa terealisasi.

“Ini akan menjadi solusi transportasi di Kota Bandung di tengah arus kendaraan yang terus bertambah,” ujar Ridwan Kamil saat pencanangan LRT Metro Kapsul Bandung di Jalan Dalem Kaum, Bandung, Jawa Barat, Senin (12/2).
 
Dia menambahkan, nantinya metro kapsul Bandung akan diperkuat 14 armada yang diharapkan dapat melayani lebih dari 20.000 orang per hari dengan kapasitas angkut 50 penumpang setiap armada.

Terkait anggaran, ujar Ridwan, proyek tersebut akan menelan biaya sekitar Rp150 miliar per kilometer (km). Jumlah tersebut diklaim lebih murah dibanding negara-negara lain yang mencapai Rp500 miliar per km.  Adapun secara teknis, kereta tersebut mampu mencapai kecepatan hingga 60 km per jam dengan kapasitas 50 orang yang dapat beroperasi tanpa masinis.

“Kenapa bisa murah, karena teknologinya dirancang dan dibangun oleh warga Bandung. Selain itu, penggunaan komponen lokalnya mencapai 95%,” katanya.

Untuk lebih menarik warga agar beralih ke moda transportasi Metro Kapsul, Pemerintah Kota Bandung juga akan menetapkan tarif yang terjangkau, hanya sekitar Rp6.000-7.500 perpenumpang.
 
Proyek yang digagas Pemkot Bandung ini, tidak mengeluarkan anggaran dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Semua anggaran pembangunan menjadi tanggungan PT PP (Persero) sebagai perusahaan pemenang lelang untuk pembangunan Metro Kapsul di koridor III. Pemkot Bandung, dalam hal ini mendukung dalam proses perizinan.

Direktur PT PP Lukman Hidayat mengatakan, dalam proyek tersebut pihaknya menggandeng PD Pasar Jaya karena rute yang dilewati LRT akan menyinggahi beberapa terminal yang ada di wilayah PD Pasar Jaya.   

"Koridor tiga ini memiliki 11 terminal pemberhentian. Nanti akan melibatkan PD Pasar karena beberapa terminal ada di wilayah PD Pasar," katanya.

Dia menambahkan, dalam pembangunannya proyek LRT Bandung akan menerapkan Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) yang menelan nilai investasi sebesar Rp1,38 triliun melalui skema Build Operate Transfer (BOT) dengan masa konsesi 30 tahun.

Let's block ads! (Why?)



Pengen baca lanjutan nya buka link di samping : http://ift.tt/2CkpHlV

Bagikan Berita Ini

0 Response to "LRT Harus Terintegrasi dengan Moda Lain"

Post a Comment

Powered by Blogger.