Semangat masa perjuangan itu tak pernah padam hingga sekarang. Silih berganti generasi muda selalu berada di garda terdepan untuk mengisi kemerdekaan. Seperti yang dilakukan sekelompok pemuda di Desa Brumbung, Kecamatan Mranggen, Demak, Jawa Tengah. Mereka tak lagi angkat senjata, meski demikian perannya sangat menginspirasi warga seluruh kampung.
Pemuda-pemuda yang tergabung dalam Karang Taruna bernama Karya Muda Sejahtera itu tergelitik dengan banyaknya sampah. Apalagi menurut kabar yang mereka terima, sampah plastik baik dari rumah tangga maupun industri tak mudah terurai oleh tanah meski telah memakan waktu bertahun-tahun. Hingga timbul gagasan mengolah sampah plastik menjadi barang yamg berguna dan memiliki nilai ekonomi.
"Dari situlah kami mulai berpikir untuk membuat paving blok dari sampah plastik. Sejak awal tahun ini, kami terus godok rencana itu untuk melakukan try and error, berulang kali eksperimen dan akhirnya bisa mendapatkan formula dan metode yang pas," ujar Ketua Karang Taruna Karya Muda Sejahtera, Muhamad Khusaeni, Sabtu (28/10/2017).
Pria berusia 30 tahun itu mengaku tak mudah mengawali pembuatan paving blok dari plastik. Cibiran dan tantangan tak hanya berasal dari warga, tetapi juga oleh anggota karang taruna.
Dari sekira 30 anggota yang diajak untuk mengolah sampah plastik, akhirnya hanya menyisakan tiga orang. "Mungkin karena ini kan mengolah sampah, jadi ada yang merasa jijik dan sebagainya," tutur dia.
Gambaran untuk mendapatkan sampah plastik yang semula dianggap mudah, dalam perjalanannya juga menemui hambatan. Kesadaran warga untuk memilah jenis-jenis sampah belum cukup tinggi. Apalagi, dukungan aparat desa untuk ikut membantu menggerakkan warga juga terkesan setengah hati.
"Seolah ini (pengolahan sampah plastik) hanya hajat kami sebagai karang taruna. Jadi warga itu ya hanya menyampaikan jika telah mengumpulkan sampah dan kami harus mengambil di rumah masing-masing. Kalau seperti itu kan makan waktu. Mestinya diantarlah ke tempat produksi, atau paling tidak dikumpulkan pada satu atau dua titik sehingga memudahkan kami untuk mengambil (sampah)," terangnya.
Meski perjalanannya tak mulus, namun dia bersama dua rekannya yakni Darul Mustaqim (32) dan Anas (24) pantang menyerah. Hampir setiap hari mereka mendatangi sebuah bangunan kayu di belakang Kantor Kepala Desa Brumbung.
Di tempat itulah mereka mengumpulkan sampah plastik sebelum diolah. Sebelum diolah, sampah plastik harus benar-benar kering sehingga cepat leleh ketika dibakar.
"Kalau masih basah atau airnya ketika dibakar banyak asapnya. Biasanya ya dijemur dulu hingga benar-benar kering. Plastik yang dipakai sebenarnya semua jenis plastik bisa. Pokoknya limbah rumah tangga itu bisa dipakai. Makanya butuh dukungan warga dan aparat desa untuk menggerakkan perangkat RT RW agar ikut membantu ketersediaan bahan baku sampah plastik," lugasnya.
Dia menjelaskan, untuk membuat paving blok dari sampah diawali dengan pembakaran plastik dalam wajan raksasa. Bedanya, api tidak di bawah wajan melainkan dalam wajan bersama plastik.
Dengan suhu di atas 100 derajat, sampah plastik akan meleleh dan menjadi jenang. Kemudian, jenang itu dimasukkan ke cetakan paving berbentuk segi enam dan dipres selama kurang lebih 15 menit.
Pengen baca lanjutan nya buka link di samping : http://ift.tt/2zL6oBu
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Hebat, Pemuda-Pemuda Ini Olah Sampah Plastik Jadi Paving"
Post a Comment