Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Sulut Arie Bororing menyatakan pihaknya terus memantau dan mengawasi jangan sampai sapi Gorontalo masuk Sulut.
“Apalagi di tengah tingginya permintaan menjelang hari raya Idul Adha serta umat muslim yang akan berkurban,” katanya, Rabu (30/8/2017).
Dia menegaskan, sapi di Sulut sangat aman dan tidak ada sapi yang terdeteksi antraks. Menurutnya, daging sapi yang dikonsumsi masyarakat Sulut berasal dari daerah dan kabupaten yang tersebar merata di Sulut.
“Sampai hari ini kebutuhan daging sapi dan sapi untuk kurban mencukupi. Apalagi populasi sapi di Sulut hampir 200.000 lebih yang tersebar merata di tiap daerah baik dari Minahasa maupun Bolmong Raya,” jelasnya.
Menurut dia, stok untuk kurban juga cukup, jadi tidak perlu mendatangkan dari daerah lain. Apalagi sapi lokal peranakan ongole juga kualitasnya cukup baik.
“Kami juga akan memantau terus baik di rumah pemotongan hewan (RPH) maupun pasar-pasar huna mengantisipasi jangan sampai ada susupan sapi dari Gorontalo,” tukasnya.
Untuk terus memastikan kualitas daging yang dikonsumsi masyarakat, Distanak intensif melakukan rajia lewat pos-pos di wilayah perbatasan dan berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten dan kota.
Sementara itu, salah satu konsumen sapi, Darwin mengaku sapi Gorontalo harganya memang lebih murah dibandingkan dari Sulut.
“Mereka menawarkan harga sapi di kisaran Rp14 juta itu sudah sangat bagus dan siap diantar sampai rumah,” tuturnya.
Namun, kata Darwin, sapi di Manado dipatok dengan harga lebih mahal di kisaran Rp15 juta-Rp25 juta. “Sekarang permintaannya naik jadi harga sapi sudah mahal,” katanya.
(sms)
Pengen baca lanjutan nya buka link di samping : http://ift.tt/2x4yABo
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Sapi Gorontalo Diawasi Jangan Masuk Sulut"
Post a Comment