"Ada dua sekolah yang menolak anak-anaknya divaksin, tapi sudah beres dan tidak ada persoalan," sebut Anne, tanpa merinci nama sekolah yang menolak adanya vaksinasi tersebut.
Persoalan tersebut, terang dia, telah diperhitungkan sebelumnya. Anne juga menjelaskan, anggapan bahwa anak yang divaksin akan sakit itu salah besar. Justru vaksin yang diberikan untuk meningkatkan kekebalan tubuh anak.
Sementara itu, sebanyak 950 tenaga medis yang terdiri dari dokter, perawat dan bidan diterjunkan untuk memvaksinasi measles rubella kepada 261.796 anak di Kabupaten Purwakarta.
Vaksinasi untuk mencegah penyebaran virus campak dan rubella tersebut dilakukan mulai hari ini hingga akhir September 2017 mendatang. "Vaksin ini diberikan kepada anak yang berusia antara 9 bulan hingga 15 tahun," ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta Anne Hediana kepada SINDOnews.
Vaksinasi ini dilakukan melalui puskesmas, posyandu dan sekolah-sekolah dari jenjang Paud, TK, SD dan SMP. Dari 950 petugas yang diterjunkan itu 200 orang dari kalangan dokter, 300 perawat dan 450 bidan. "Kami akan berusaha semaksimal mungkin agar vaksinasi terealisasi 100%," pungkasnya.
(nag)
Pengen baca lanjutan nya buka link di samping : http://ift.tt/2ugrrZy
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Khawatir Anak Jadi Sakit, Sekolah Masih Tolak Vaksinasi"
Post a Comment