Namun, tak banyak yang mengetahui bahwa di balik kesuksesan Ki Ageng Pandanaran menyebarkan Islam di Kota Semarang, ada tokoh lain yang sangat berperan dalam perjalannya.
Karena pentingnya, tokoh tersebut juga dimakamkan berdampingan dengan makam Ki Ageng Pandanaran di pemakaman Mugas Kota Semarang.
Dia adalah Ki Ageng Madiyo Pandan, putra Pangeran Sabrang Lor sekaligus Cucu Raja Demak Raden Patah. Menurut sejumlah literatur, Pangeran Madiyo Pandan merupakan ayah Sunan Pandanaran.
"Menurut silsilah, Pangeran Madiyo Pandan adalah anak Pangeran Sabrang Lor. Dari cerita yang berkembang, Pangeran Madiyo Pandan memilih hidup sebagai seorang sufi dan tidak mau menjadi raja seperti ayahnya, Pangeran Sabrang Lor," kata Agus Krisdiyono, juru kunci makam Ki Ageng Pandanaran, Sabtu 10 Juni 2017.
Karena pilihan hidupnya itu, Pangeran Madiyo Pandan, lanjut Agus, kemudian meninggalkan Demak Bintoro dan memilih menyebarkan Islam di Pulau Tirang, yang sekarang disebut Kota Semarang.
Saat itu, dia mengajak serta anaknya Sunan Pandanaran kecil atau bernama Kanjeng Pangeran Mande Pandan berdakwah ke daerah tersebut.
"Ada cerita versi lain jika sebenarnya Pangeran Madiyo Pandan memang ditugaskan Raden Patah untuk berdakwah di Pulau Tirang," imbuhnya.
Saat meninggal, tugasnya berdakwah dilanjutkan putranya, Pangeran Made Pandan yang dikenal dengan Sunan Pandanaran. Dari situlah kemudian Kota Semarang terus berkembang baik dari sisi keislaman maupun pemerintahan. "Pangeran Pandanaran kemudian membangun Kota Semarang hingga menjadi kota besar seperti saat ini," ucapnya.
Pangeran Madiyo Pandan, lanjut Agus, memiliki nama lain yakni Maulana Ibnu Abdul Salam. Dia dimakamkan bersama dengan anaknya Sunan Pandanaran serta menantunya, Nyi Ageng Sejanila atau Endang Sejanila.
"Makam ini sering dikunjungi masyarakat juga para pejabat di lingkungan Pemkot Semarang. Setiap peringatan hari ulang tahun Kota Semarang, semua pejabat termasuk Wali Kota Semarang selalu berziarah di makam ini," terangnya.
Pengamat Sejarah Kota Semarang, Rukardi mengatakan, sejarah mengenai Pangeran Pandanaran merupakan anak dari Pangeran Madiyo Pandan yang merupakan anak dari Pangeran Sabrang Lor merupakan salah satu versi sejarah.
Namun menurutnya, masih ada cerita lain yang mengungkapkan bahwa Pangeran Pandanaran bukanlah cucu dari Pangeran Sabrang Lor.
Pengen baca lanjutan nya buka link di samping : http://ift.tt/2taBEXf
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kisah Ki Ageng Madiyo Pandan, Enggan Jadi Raja Demak Pilih Berdakwah"
Post a Comment