
"Saya rasa terlalu berlebihan menangani anak seperti itu. Dalam penanganannya, sebaiknya jangan gunakan kekerasan apalagi sampai menembaknya," ucap Ketua LPA Riau Ester Yuliani, seusai meninjau SY di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, Rabu (14/2/2018).
Berdarkan keterangan SY, saat kejadian yang bersangkutan mengaku dipukuli. SY diduga mencuri handphone anggota polisi.
"Karena dipukul itulah SY melawan dengan cara menggigit tangan salah satu anggota polisi yang menangkapnya. Jadi kalau hanya digigit anak-anak, polisi main tembak saja, kita sangat menyayangkan," ucapnya.
SY merupakan anak putus sekolah. Ester menambahkan, SY yang merupakan warga Rangsang Barat, Kepulauan Meranti, merupakan anak mengalami depresi berat karena masalah keluarga. Ibunya sudah lama tidak kembali bekerja sebagai TKI di Malaysia. Sementara ayahnya, Zamaluddin, menikah lagi.
"Anak itu mengalami stres berat dalam keluarga. Selama ini dia tinggal bersama neneknya. Ayahnya menikah lagi. Untuk itu kita minta untuk mengatasi anak harus juga dilihat latar belakangnya. Polisi seharusnya tahulah bagaimana menangani anak," ucapnya. (Baca juga: Polisi Tembak Bocah 14 Tahun yang Diduga Curi Handphone)
(zik)
Pengen baca lanjutan nya buka link di samping : http://ift.tt/2GcKaM4
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Polisi Tembak Bocah yang Diduga Curi HP, LPA Riau: Terlalu Berlebihan"
Post a Comment