Search

Putus Sekolah karena Dibuly, Gadis Disabilitas Ini Bersiap Jadi Desainer

PEKALONGAN - Keluar dari sekolah dasar (SD) karena kerap diejek atau dibuly oleh temanya, tidak menjadikan gadis disabilitas dari Pekalongan, Jawa Tengah ini putus asa. Bahkan gadis bernama Windi Setyoningsih (21), warga Dukuh Blendung, Desa Purworejo, Kecamatan Sragi, Pekalongan, Jawa Tengah, ini terus mengolah bakatnya dalam menggambar. Walaupun belajar secara otodidak namun hasil karya rancangan busana gaun wanita ini tidak kalah dari perancang papan atas. Dia pun punya keinginan bisa bertemu desainer kondang, Ivan Gunawan. 

Putri pertama pasangan suami istri Karsidin dan Suniti ini memang tergolong orang yang kurang mampu. Dia juga merupakan penyandang disabilitas atau tuna grahita. Ibunya bekerja buruh tani dan kerja  serabutan. Sedangkan sang ayah bekerja tukang cap batik, dengan penghasilan jauh dari cukup. Rumah yang saat ini mereka tempati pun hasil bantuan dari pihak pemerintah program perumahan swadaya beberapa tahun lalu.

Setiap harinya, Windi disibukkan dengan alat tulis, seperti buku dan pena. Kesibukan Windi ini sudah dilakukan sejak dirinya putus sekolah di kelas empat SD, karena kerap diejek oleh teman-temanya atas kondisinya itu. Dengan berat hati Windi pun memutuskan untuk berhenti sekolah.

Untuk mengisi hari-harinya, Windi mencoba corat-coret di buku, termasuk menggambar rancangan busana wanita. Siapa sangka, ia ternyata memiliki bakat merancang busana yang luar biasa. "Saya hanya sampai kelas 4 SD dan tidak sekolah lagi karena sering diajek. Lalu mulai menggambar setiap hari karena hobi," ujar Windi, Minggu (28/1/2018)

Tidak ada guru ataupun pembimbing yang mengajarkan, hanya dari menonton televisi serta melihat penampilan beberapa artis. Awalnya dia menggambar di buku tulis biasa, namun sejumlah warga yang peduli akhirnya memberikan kertas gambar.  Dari tahun ke tahun hobi menggambar ini terus diasahnya. Saat ini sudah ada ratusan rancangan busana gaun wanita cantik hasil karyanya yang dikumpulkan dalam beberapa bandel buku.  

"Saya tidak tahu sudah berapa gambar rancangan desain saya sendiri, tidak tahu nanti siapa yang mau memakai. Saya hanya ingin sekali bertemu disigner terkenal Ivan Gunawan,"ujarnya.

Selain menyalurkan hobi menggambar, dia juga membantu kedua orang tuanya dalam mencari nafkah. Windi membantu ibunya untuk membuat lipatan perban dari kain kasa, namun hasil hanya  berkisar Rp7.000-Rp10.000.  Windi berharap karya-karya yang telah menahun diciptakan ini bisa bermamfaat bagi orang lain dan dapat mengangkat kehidupan orangtuanya.

Suniti, ibu Windi mengakui bahwa putri pertamanya ini mulai suka menggambar sejak Windi putus sekolah.  "Karena tidak ada kegiatan lainnya, dihabiskan waktu untuk menggambarm terutama menggambar busana," jelasnya.

"Keluarga ini memang tergolong kurang mampu, bahkan bangunan rumah yang saat ini ditempati merupakan bantuan dari pihak pemerintah di 2014 lalu," timpal Lilin, relawan pendamping.

(thm)

Let's block ads! (Why?)



Pengen baca lanjutan nya buka link di samping : http://ift.tt/2EgKOrV

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Putus Sekolah karena Dibuly, Gadis Disabilitas Ini Bersiap Jadi Desainer"

Post a Comment

Powered by Blogger.