Search

Penjara Kalisosok, Sumur Ajaib, dan Tembok yang Tak Bisa Dipaku

Di ujung utara Surabaya, nama Penjara Kalisosok sulit untuk dihilangkan dari ingatan sejarah. Coretan dinding penjara mengisahkan banyak perjalanan panjang pergolakan dan terbentuknya negeri ini. Goresan pena WR Supratman hingga petuah HOS Tjokroaminoto menghiasi dinding penjara yang menjadi salah satu bangunan cagar budaya di Kota Pahlawan.

Meski terlihat tak terawat, bagian pintu masuk Penjara Kalisosok terlihat masih sangat kuat. Di atasnya terdapat ruang kantor para sipir penjara. Saat masuk di sisi kanan dan kiri dinding setinggi sekitar tiga meter itu juga terlihat masih sangat kuat, meski sudah berlumut dan terdapat tumbuhan merambat. Selain itu, dari dalam maupun luar dinding, terlihat ditumbuhi pohon-pohon liar yang sangat lebat.

Menjelang senja, dinding Penjara Kalisosok terus berbinar. Dinding yang kini dicat berbagai warna meninggalkan kesan angker yang sejak ratusan tahun lalu melekat pada penjara yang dibangun di era kepemimpinan Gubernur Jenderal Hindia Belanda ke-36, Herman Willem Daendels.

Mural panjang yang berisi cerita tentang kota, kehidupan, dan perlawanan saat ini menghiasi permukaan dinding penjara. Warna ceria dipilih untuk memberikan kesan segar pada dinding penjara. Di sepanjang jalan, ingatan membentang dan menerobos batas waktu ketika masa penjajahan yang menjadikan tempat ini begitu bersejarah.

Warsito (49), tukang becak yang setiap hari mangkal di depan penjara mengaku suka dengan warna penjara yang kini terus bercahaya. Warna hijau, merah, kuning, biru, dan orange yang mendominasi membuatnya lebih tenang daripada melihat tembok yang dulu.

"Kalau sebelumnya kesannya angker, seperti bangunan yang banyak penghuninya dan terasa menakutkan," ujarnya, Kamis (25/1/2018).

Bulunya pun terkadang merinding ketika cerita dari teman-temannya yang bertutur tentang para penghuni di Kalisosok. Bahkan, banyak cerita yang bermunculan dari balik dinding penjara yang memiliki ruang bawah tanah ini.

Penjara Kalisosok juga menyimpan cerita heroik. Oktober 1945, ketika berita kemerdekaan berhasil menyelinap masuk penjara, para tahanan pun membentuk 'Laskar Pendjara'. Pimpinan laskar ini adalah seorang tukang becak bernama Mayor Dollah. Sebagaimana ditulis Bung Tomo dalam bukunya, Kisah Perang 10 November, yang terbit tahun 1950, pemberontakan dalam penjara ini berhasil menjebol tembok penjara sisi utara.

Penjara Kalisosok dibangun 1 September 1808, menelan biaya sampai 8.000 Gulden. Nama Kalisosok diambil dari nama sebuah daerah di Surabaya Utara, tepatnya berada di sebelah utara Jalan Rajawali dan Kembang Jepun.

Tokoh Muhammadiyah Kiai Haji Mas Mansur, WR Supratman, serta tokoh-tokoh nasional lainnya, pernah merasakan pengapnya Penjara Kalisosok. Bahkan, banyak di antara mereka yang meninggal akibat penyiksaan orang-orang Belanda.

Pendiri Sarekat Islam HOS Tjokroaminoto tercatat pernah mendekam di Penjara Kalisosok. Bahkan, tokoh Marhaenis dan pejuang rakyat Surabaya Doel Arnowo pun pernah mendekam selama sembilan bulan.

Pada saat perjuangan anti-fasisme, Penjara Kalisosok juga menjadi saksi penangkapan para aktivis anti-fasis seperti Pamudji, Sukayat, Sudarta, dan Asmunanto. Bahkan, tokoh utama gerakan anti-fasis saat itu, Amir Syarifuddin juga ditangkap dan dipenjara di sini.

Ketika Sekutu mendarat di Surabaya, Kalisosok menjadi saksi sejarah keberanian rakyat Surabaya melawan pasukan Inggris. Pada 26 Oktober 1965, pasukan Inggris dibawah pimpinan Kapten Shaw menyerbu Penjara Kalisosok untuk membebaskan seorang perwira Belanda, Kolonel Huiyer.

Let's block ads! (Why?)



Pengen baca lanjutan nya buka link di samping : http://ift.tt/2FnUmRf

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Penjara Kalisosok, Sumur Ajaib, dan Tembok yang Tak Bisa Dipaku"

Post a Comment

Powered by Blogger.