"Jawa Tengah harus dikembalikan pada martabatnya, yakni sebagai tempat manusia seutuhnya," kata Sudirman, di Markas Perjuangan Merah Putih, Jalan Pamularsih 95, Semarang, Minggu (28/1/2018).
Di hadapan pemuda dari Cilacap dan relawan masjid, pasangan Ida Fauziyah tersebut mengatakan dirinya tidak nyaman dengan sebutan Jawa Tengah adalah kandang banteng. Dia pun telah memetakan kekuatan pimpinan daerah yang mendapat dukungan PDIP di Jawa Tengah di antaranya Semarang, Solo, Banyumas, Purbalingga, Brebes, dan Boyolali.
"Kekuatan itu ada batasnya. Saya sowan ke beberapa kiai, dapat pesan, Allah akan memberi pertolongan pada orang baik, sebagaimana setan akan memudahkan pekerjaan orang tidak baik," kata dia.
Menurutnya, angka kemiskinan di Jawa Tengah sangat tinggi. Akhir 2017 mencapai 13,58 persen atau 4,577 jiwa. Sebanyak 15 kabupaten masuk zona merah, artinya 20 persen penduduk di 15 kabupaten tersebut hanya mampu menghidupi dirinya dengan biaya di bawah Rp10.000 per hari.
"Tidak banyak yang tahu, bahwa selain jumlah keluarga miskin tersebut, masih terdapat 15.229.994 jiwa yang terjebak kategori belum sejahtera. Ini cukup mengkhawatirkan," sebutnya.
Kepada relawan yang hadir dia berpesan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan dimulai dari sekitar, dengan jalan musyawarah dan gotong royong. Perubahan hanya bisa diraih jika dimulai dari pemimpinnya. Jika gubernurnya bermedsos terus, maka bawahannya juga akan melakukan hal yang sama.
"Saya tidak akan menyuarakan permusuhan, namun perubahan. Memang jalan semakin menanjak, namun kawan yang bergabung juga semakin banyak," pungkasnya.
(nag)
Pengen baca lanjutan nya buka link di samping : http://ift.tt/2EipB0P
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Cara Sudirman Said Patahkan Mitos 'Jateng Kandang Banteng'"
Post a Comment