Jalan yang menjorok ke tepi Sungai Musi sering rusak akibat terendam banjir, terutama ketika musim hujan tiba atau air ketika Sungai Musi sedang pasang. Itu sebabnya, warga dibantu pihak kelurahan dan Pemerintah Kota Palembang terlibat dalam perbaikan dan pengecoran jalan dengan lebar 1,5 meter tersebut.
"Dicor permanen agar tidak gampang rusak dan untuk antisipasi kalau tiba-tiba banjir," jelas Hanan, anggota kelompok swadaya masyarakat (KSM) kepada SINDO Weekly, Selasa (7/11/2017) pekan lalu. Jalan sepanjang 165 meter dan lebar 2,60 meter sudah selesai dibangun.
Masih di kelurahan yang sama, perbaikan jalan setapak dengan lebar hingga 2 meter juga dilakukan. Jalan dengan cor beton tersebut merupakan akses bagi 800 kepala keluarga (KK) yang tinggal di salah satu kawasan padat di Kota Pempek ini.
Kelurahan Tiga Enam Ilir merupakan salah satu dari puluhan kelurahan di Kota Palembang yang masuk dalam radar program penataan kembali, khususnya menyangkut permukiman kumuh, akses air minum, dan sanitasi yang layak. Albert Meidianto, anggota Satuan Kerja Program KOTAKU Palembang, menjelaskan, tahun ini ada 52 kelurahan yang ditata. “Setiap kelurahan mendapat dana Rp500 juta dengan kebutuhan yang berbeda-beda,” ungkapnya kepada SINDO Weekly.
Kota Tanpa Kumuh merupakan program yang digaungkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Program ini menjadi bagian dari Gerakan 100-0-100 atau 100% terpenuhi kebutuhan air minum, 0% kawasan kumuh, dan 100% tersedianya sanitasi yang layak.
Sudah sejauh mana pencapaian program Kotaku hingga saat ini? Anda bisa membaca laporan selengkapnya di Majalah SINDO Weekly Edisi 37/VI/2017 yang terbit Senin (13/11/2017).
(amm)
Pengen baca lanjutan nya buka link di samping : http://ift.tt/2hthdEG
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kampung Kumuh, Perlu Pendekatan Sosial Budaya"
Post a Comment