Dengan tanpa menonjolkan sisi kemewahan, prosesi demi prosesi hajatan Jokowi ini justru kental dengan pengenalan potensi tradisi maupun nilai budaya daerah yang selama ini mulai banyak ditinggalkan. Kehadiran kereta kuda kencana untuk mengirab pasangan Kahiyang-Bobby beserta keluarganya adalah salah satu contoh tradisi lokal yang mulai jarang ditemukan. Dari kirab ini tampak kebahagiaan pernikahan tak hanya dimiliki oleh pengantin dan keluarganya, melainkan juga oleh masyarakat umum. Interaksi kebersamaan inilah yang juga bisa semakin menguatkan nilai-nilai persatuan di tengah masyarakat.
Tradisi positif lokal lainnya yang terlihat dari mantu Presiden Jokowi kemarin adalah pada penggunaan dekorasi, pakaian pengantin, hiburan hingga sajian makanan. Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menilai acara pernikahan Kahiyang dengan Bobby kemarin berlangsung secara sederhana namun khidmat. "Acaranya sederhana, tapi yang hadir yang banyak," kata JK usai menjadi saksi dalam pernikahan Kahiyang-Bobby di Graha Saba Buwana, Solo.
JK yang mengenakan pakaian adat khas Bugis sewaktu acara ijab kabul mengatakan, kesederhanaan dan penonjolan nilai-nilai budaya antara lain tampak pada penggunaan dekorasi pernikahan. Menurut JK, kendati saat ini Jokowi menjabat orang nomor satu di Indonesia, namun saat menikahkan anaknya tidak menunjukkan aspek-aspek kemewahan. Dekorasi pernikahan Kahiyang-Ayu kemarin sederhana seperti halnya pada umumnya pernikahan warga. "Dekorasi iya biasa saja," ujar JK.
Kuliner Khas Solo
Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo (HT) juga menilai prosesi pernikahan Kahiyang-Bobby sangat bagus serta mewarnai tradisi budaya Indonesia. Ini terlihat mulai dari pakaian, makanan, dan prosesi acaranya. Menurut HT, hajatan seperti yang ditunjukkan oleh Presiden Jokowi ini itu patut dicontoh karena mengangkat budaya Indonesia sendiri.
HT yang menghadiri resepsi malam bersama istrinya, Liliana Tanoesoedibjo juga turut mengucapkan selamat atas pernikahan Kahiyang-Bobby serta mendoakan keduanya bisa hidup berbahagia dan mengarungi kehidupan rumah tangga sampai akhir hayat. Selain itu pasangan baru ini juga didoakan bisa saling mendukung, pengertian, dan mencintai. “Sukses di kehidupan itu bukan di awal, tetapi bagaimana mengakhirinya dengan baik,” tandas HT yang tampak gagah dengan setelan jas dan dasi merahnya, tadi malam.
Liliana Tanoesoedibjo yang hadir dengan mengenakan kebaya modern dengan desain menawan juga menilai pernikahan Kahiyang dan Bobby menarik karena mengangkat budaya nusantara. "Bagus sekali, karena ini mengangkat budaya," ungkapnya. Liliana pun memuji beragam sajian kuliner khas Solo yang disajikan dalam acara pernikahan.
Sejumlah perwakilan negara sahabat yang menghadiri prosesi akad nikah kemarin juga mengaku terbawa suasana budaya Jawa. Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia R Donovan merasa bangga dapat menyaksikan dan diundang ke acara pernikahan putri Presiden Jokowi. Dia mengaku menikmati kuliner yang disajikan, terutama martabak manis dan telur. "Acara prosesi pernikahan dalam budaya Jawa sangat mengagumkan dan saya berharap bisa lebih banyak belajar kebudayaan Jawa," jelas Donovan di luar gedung resepsi.
Pada acara penjemputan mempelai pria oleh keluarga Jokowi, kemarin, panitia memainkan musik gamelan Jawa. Selain itu, keluarga juga menyajikan makanan tradisonal seperti serabi solo, martabak telur dan martabak manis, sate kere, timlo, cabuk rambak, tengkleng, serta minuman sari buah. Selain itu, lagu-lagu yang dilantunkan untuk menghibur tamu merupakan lagu tradisional berbahasa Jawa. Lagu yang dinyanyikan dengan jazz tersebut semakin mengentalkan adat Jawa dalam prosesi pernikahan.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan, prosesi pernikahan kemarin berlangsung khidmat dan sangat kental dengan adat Jawa. "Luar biasa sangat sakral, sangat religius, sangat mengangkat kebudayaan dan saya ucapkan selamat untuk Kahiyang dan Bobby, semoga rukun berbahagia," ujar Susi.
Johanes Marbun, budayawan dari Masyarakat Advokasi Warisan Budaya (Madya) Yogyakarta mengatakan, mantu Jokowi kemarin sarat makna begitu beragam dan berbaurnya masyarakat Indonesia tanpa mengenal strata. Ini terlihat para tamu yang hadir, baik undangan maupun dari keluarga yang memakai pakaian adat masing-masing daerah. “Mereka dapat berbaur satu sama lain tanpa merasa yang paling besar atau yang lebih tinggi kedudukannya, tetapi
sama-sama dalam satu nuansa kekeluargaan,” kata Marbun.
Menurut dia, apa yang telah diperlihatkan tersebut, secara tidak langsung memberikan contoh dan teladan pentingnya kebersamaan dalam kehidupan, baik dalam bermasyarakat maupun dalam menjalankan aktivitas rutin sehari-hari. “Ini yang harusnya dipraktikan dalam kehidupan. Yaitu kehidupan yang berbhineka,” katanya.
Selain tokoh nasional dan pejabat negara, di sepanjang Jalan Letjen Suprapto atau menuju Gedung Graha Saba Buwana dijubeli oleh ribuan orang baik dari masyarakat sekitar maupun para relawan Jokowi. Salah satu warga Sragen, Sri Rezeki mengatakan, sejak pukul 06.00 WIB sudah datang ke lokasi pernikahan karena ingin melihat kereta kencana yang membawa kedua mempelai. "Saya tadi berangkat pagi biar dapat tempat yang lebih enak tapi ternyata banyak juga yang mau lihat," katanya.
Pengen baca lanjutan nya buka link di samping : http://ift.tt/2zIo3Ov
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Hajatan Jokowi Sarat Nilai Budaya"
Post a Comment