Kepala Dusun Bapangan Desa Glagah, Suparjo mengakui, sudah menerima surat terkait permohonan untuk pengosongan lahan pada Jumat 8 September 2017. Sesuai isi surat, warga melihat deadline waktunya mepet, sedangkan rumah yang akan ditempati warga belum sepenuhnya siap.
Warga ingin pemindahan mereka ditunda satu bulan. Selain PT AP masih menyelesaikan studi amdal, proses pembangunan rumah belum semuanya kelar. Selain itu, pada akhir bulan September akan memasuki bulan Hijriah atau bagi masyarakat Jawa dikenal dengan bulan Suro.
“Kalau Suro buat pindah itu kurang baik, paling enggak Oktober. Kita pasti mau pindah, tetapi jangan mepet seperti ini,” pinta Suparjo, Selasa (12/9/2017).
Suparjo menambahkan, warga ingin nantinya dalam pelepasan dan penempati hunian baru, diantar oleh bupati. Warga berencana membuat arak-arakan kepindahan dari dua pedukuhan dan menggelar doa serta tahlil kepindahan maupun penempatan hunian baru.
Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo, berharap PT Angkasa Pura tidak frontal dalam meminta warga untuk mengosongkan lahan. Namun bisa dimulai dari lahan yang kosong dan hunian yang sudah tidak ditempati. Sembari jalan, warga akan menyelesaikan pembangunan agar bisa segera ikut pindah.
“Pengosongan bisa lanjut terus tapi tidak semua harus langsung digusur. Kalau masih ada yang menunggu rumahnya ya diberi waktu. Kan banyak spot lahan yang bisa dikerjakan duluan,” pinta Hasto.
(wib)
Pengen baca lanjutan nya buka link di samping : http://ift.tt/2wml9J6
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tolak Pindahan pada Bulan Suro, Warga Terdampak NYIA Minta Ditunda"
Post a Comment