Direktur Stratakindo Octarina Soebardjo menyatakan, publik boleh-boleh saja mengetahui peta kekuatan para kandidat yang akan maju dalam Pilkada karenanya melalui survei akan diketahui seberapa tinggi kandidat yang muncul dikenal, disukai, dan seberapa banyak mereka diinginkan oleh pemilih untuk menjadi kepala daerah.
Octarina menjelaskan, variabel penting yang diuji dalam survei adalah dimensi sosiografi serta dimensi psikologis dan pencitraan publik. Kualitas kandidat dan psikologi massa dipandang sebagai faktor paling menentukan “pilihan politik pemilih”.
"Survei ini menguji sejauh mana tingkat popularitas nama-nama yang mulai beredar dan bagaimana probabilitas keterpilihannya?. Seberapa kuat modal dukungan dan sebaran dukungan yang dimiliki?. Faktor apa saja yang mampu mempengaruhi pilihan politik pemilih? Bagaimana pemilih bersikap terhadap isu yang berkembang, dan bagaimana akses mereka terhadap saluran media yang ada? Dan bagaimana mereka, yakni para pemilih, memberikan evaluasi kinerja pemerintah Daerah selama ini?," ujarnya dalam rilis survei Stratak Indonesia (Stratakindo) Research and Consulting yang dikirim ke SINDOnews, Rabu (13/9/2017).
Oktarina menambahkan, survei juga dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh sosial ekonomi dan status para pemilih terhadap keputusan memilih dan elektabilitas kandidat ?. Apakah terjadi polarisasi pilihan berdasarkan demografi?. Adakah langkah strategis yang bisa dilakukan untuk mempengaruhi pilihan politik pemilih?.
"Pertanyaan lainnya yang juga penting, apakah Praktik Money Politics atau Vote Buying dan Kinerja Partai juga mampu merubah pilihan politik pemilih, dan seberapa kuat pengaruhnya," ungkapnya.
Survei ketiga Pilkada Sumsel yang dilakukan Stratakindo dilaksanakan dari 5-10 September 2017, populasi survei adalah seluruh masyarakat Provinsi Sumatera Selatan yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah.
Jumlah sampel yang ditetapkan sebanyak 820, dengan margin of error sebesar ± 3,5% pada tingkat kepercayaan 95%. Responden terpilih diwawancarai secara tatap muka oleh pewawancara terlatih.
"Satu pewawancara bertugas untuk satu kelurahan atau satu desa yang terdiri hanya 10 responden. Quality control secara random sebanyak 20% dari total sampel dilakukan oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti. Waktu wawancara lapangan 5 – 10 September 2017," jelasnya.
Selanjutnya peneliti Stratakindo lainnya, Hasan Asy'ari memaparkan temuan pokok dari survei lembaganya yaitu terjadinya kenaikan elektabilitas dari beberapa kandidat.
Pada survei 2 - 10 Juni 2017 elektabilitas 14 nama secara tertutup, Syahrial Oesman berada di angka 20,7%, pada survei 5 - 10 September 2017 bergerak sedikit ke angka 21,7%. Herman Deru bergerak naik lebih banyak, dari angka 17,8% naik ke angka 19,2%.
Sementara Dodi Reza Alex memecahkan rekor, naik dari 8,8% ke 14,6%, artinya naik sebanyak 5,8%. Ishak Mekki dari 11,7% naik ke 12,2%. Kemudian Aswari Riva'i merangkak dari angka 5,8% ke 6,3% namun dua tokoh PDI Perjuangan dalam dua survei berurutan diketahui tidak mengalami perubahan elektabilitas secara signifikan, Edy Santana Putra berada di angka 3,3% dan Giri Ramanda Kiemas di angka 2,2%.
Sementara kandidat lain berada di rombongan dibawah 2% seperti Muzakkir Sai Sohar 1,5%, Susno Duadji 1,3%, Mularis Djhari 0,5%, Iskdandar Sahil 0,5%, Harunata 0,4%, Riduan Effendi 0,3%, Mawardi Yahya 0,3% dan Sarjan Taher 0,2%. Undecided voters dalam survei kali ini sebesar 14,5% .
Pengen baca lanjutan nya buka link di samping : http://ift.tt/2wprzHn
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Stratakindo: Syahrial, Deru, Dodi dan Meki Masuk Empat Besar"
Post a Comment