Saat matahari masih sepenggalah, suara burung kutilang terdengar nyaring di antara pohon pinang yang ada di kawasan Keputih Tegal Sari. Udara sejuk datang menyergap ketika masuk di permukiman yang mulai tertata di Dian Regency.
Kawasan yang dulunya hutan bambu sudah menjadi kota baru yang tetap terasa seperti di pedesaan dengan pohon serta aliran air yang terjaga.
Harga lahan yang melambung tinggi dalam beberapa tahun terakhir memaksa pemukiman warga bergeser ke kawasan pinggir.
Kota kecil baru pun tercipta, di kawasan timur Surabaya, peradaban baru dibangun dengan desain modern tanpa meninggalkan identitas lama Surabaya dengan pohon serta kanal yang berfungsi secara optimal.
Panas yang datang merambat di permukaan kulit tak begitu terasa ketika angin yang datang secara sporadis yang mampu membuat kesejukan. Rumah tapak serta bangunan apartemen pun disiapkan di kawasan timur Surabaya dengan dukungan lifestyle mall yang membuat warga tak perlu menumpuk di pusat kota untuk menghabiskan malam atau waktu liburan.
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya pun menambah infrastruktur pendukung kota yang diharapkan bisa memecah kemacetan. Mereka saat ini sudah membangun Jalan Lingkar Luar Timur (JLLT) yang diharapkan bisa memecah kemacetan di dalam kota ke kawasan pinggir.
“Infrastruktur yang tertata menjadikan properti ikut terkerek. Banyak optimisme yang terbangun ketika akses warga semakin mudah,” ujar Direktur Utama (Dirut) Diparanu Rucitra (DR) Property Yandi Bagustedja, Senin (17/07/2017).
Dia melanjutkan, di kota besar lahan-lahan memang semakin sulit. Makanya hunian yang ada diharapkan tetap hadir sengan nuansa keluarga yang tetap terjaga. Selain rumah tapak, apartemen dengan harga terjangkau menjadi salah satu pilihan yang bisa diperoleh masyarakat.
Meskipun tinggal di bangunan vertikal, katanya, harus ada tempat untuk sosialisasi bagi para penghuni. Sehingga mereka tidak perlu keluar gedung atau mencari tempat lain bila ada tamu, bahkan kegiatan sesama warga.
“Kebutuhan sosial kan merupakan kebutuhan pokok manusia. Meskipun tinggal di apartemen tapi rasanya tetap seperti di rumah yang nyaman bersama keluarga,” ungkapnya.
Makanya, rumah yang ada saat ini bukan hanya sekedar menjadi tempat tinggal, tapi juga tempat yang membuat seseorang merasa nyaman. Kebutuhan hunian yang terus meningkat setiap tahun bisa dipenuhi di berbagai wilayah di Surabaya, termasuk mereka yang tinggal di kawasan timur.
Direktur Sales DR Property Agus Gunario menjelaskan, persaingan pasar apartemen atau hunian vertikal di Kota Surabaya memang semakin sengit. Berbagai kegiatan penawaran diluncurkan untuk menarik konsumen properti yang masih dikeluhkan stagnan.
Pengen baca lanjutan nya buka link di samping : http://ift.tt/2tNk9fw
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Mengubah Landskap Pinggiran Surabaya, Bangunan Modern Lingkungan Tetap Terjaga"
Post a Comment