Abundjani merupakan anak seorang demang yang berkedudukan di Rantau Panjang, Batang Asai bernama Demang Makalam. Demang Makalam berasal dari Pondok Tinggi, Kerinci, sedangkan ibunya bernama Siti Umbuk berasal dari Desa Keladi.
Abundjani merupakan anak keempat dari 5 bersaudara dengan urutan yakni Siti Rodiah, M. Kamil, Siti Raimin, dan adiknya M. Sayuti.
Karena kedudukan ayahnya, Abundjani kecil berkesempatan untuk mencicipi bangku sekolah Formal.
Pada usia 8 tahun Abundjani bersama kakaknya, M. Kamil, dikirim ke Jambi untuk bersekolah di bawah asuhan Ali Sudin (keponakan Makalam) yang saat itu (1926) telah bekerja sebagai juru tulis (klerek) di kantor Kontrolir Jambi.
Dengan beberapa pertimbangan, Makalam menitipkan kedua anaknya pada temannya berkebangsaan Belanda yang bekerja di Bataafsche Petroleum Maatschappij (BPM). Oleh karena itu tidak mengherankan apabila M. Kamil dan Abundjani mahir berbahasa Belanda.
Secara berturut-turut, tahun 1931 Abundjani berhasil menamatkan pendidikan di Hollandsc-Inlandsche School (HIS) selama 7 tahun dan tahun 1934 menamatkan pendidikan di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) Bandung.
Pada 1940 Abundjani mengikuti pendidikan di Middelbare Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaar (MOSCVIA) di Bandung, tetapi tidak tamat karena berlangsungnya pendudukan Jepang.
Pada masa pendudukan Jepang ini Abundjani menamatkan pendidikan di Shonan Kao Kun Renjo (Sionanto) di Singapura selama 1 tahun.
Abundjani kemudian diangkat sebagai asisten Ki Imuratyo. Pendidikan militer ini kemudian diteruskan ke akademi militer Giyugun di Pagaralam, Lahat dengan pangkat tamatan Letnan Dua (Shoi).
Alumni pendidikan Angkatan Darat (Kanbu Kyoyiku tai) Jepang ini merupakan cikal bakal tentara nasional di masing-masing daerahnya.
Abundjani sebagai Sudantyo Giyugun dari tahun 1942-1945 yang mempunyai kemampuan bahasa Belanda, Inggris, Jepang sangat berguna dalam kiprahnya di dunia bisnis selepas menanggalkan karir militernya.
Karir militer Abundjani dimulai pasca kemerdekaan. Pada 22 Agustus 1945 Abunjani merintis terbentuknya Angkatan Pemuda Indonesia (API) yang merupakan bagian dari BKR (Badan Keamanan Rakyat).
Pengen baca lanjutan nya buka link di samping : http://ift.tt/2s5gg57
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Abundjani, Pahlawan Jambi yang Piawai Berperang dan Berbisnis"
Post a Comment