loading...
Juru bicara Polda Papua Kombes Pol Achmad Mustofa Kamal menjelaskan, saat kejadian ada sekitar 23 warga (19 laki-laki dan 4 perempuan) mendatangi tempat tinggal korban dan dua rekannya dengan membawa sejumlah alat tajam. Saat itu korban sedang berjalan menuju sungai Yabansorom yang berjarak 50 meter dari rumah ketiganya.
Warga datang membawa parang, busur dan panah menanyakan kepada kedua rekan korban Mervel Liogu (25) dan Helena Habel (25) yang berada di rumah, tujuan keberadaan mereka di Distrik Pamek karena dicurigai sebagai intelijen.
Selanjutnya ketua dari masyarakat tersebut mengeluarkan kalimat bahwa "dirinya bertugas sebagai OPM dan sudah dijalani selama 25 tahun”. Kemudian sekumpulan masyarakat tersebut menggeledah kediaman korban dan rekannya.
"Saat penggeledahaan rumah, sebagian masyarakat tersebut berjumlah 10 orang menjaga dua rekan korban dan 13 orang lainnya mengejar korban yang berada di kali sekitar 50 meter dari kediamannya " ungkap Kamal.
Menurut Kamal, dari keterangan kedua rekan korban, sungai yang dituju korban arusnya sangat deras sehingga saat pembunuhan tidak mendengar jeritan atau suara korban. “Rekan korban merasa ketakutan sehingga tidak berani keluar rumah," katanya.
Baru keesokan harinya, Jumat 29 Maret 2018, kedua rekan korban bersama warga sekitar mencari di sekitar sungai dan menemukan sebuah kuburan. Pada saat digali ditemukan jasad korban dan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Papua.
Setelah divisum jenazah korban diterbangkan ke Manado, Sulawesi Utara, Sabtu (31/3/2018), dengan Nam Air. “Kasus ini masih dalam penyelidikan pihak kepolisian,” kata Kamal.
Menurut keterangan masyarakat asli Distrik Pamek, para pelaku tersebut bukan masyarakat atau warga setempat. Sekelompok orang tersebut diduga merupakan warga dari luar Distrik Pamek.
(wib)
Pengen baca lanjutan nya buka link di samping : https://ift.tt/2uzuMZj
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tugas di Pedalaman Papua, Misionaris Muda Tewas Dibunuh KKB"
Post a Comment