Search

Bandung Lautan Api, Taktik Bumi Hangus Melawan Penjajah

loading...

TANGGAL 24 Maret adalah hari paling bersejarah bagi warga Kota Bandung. Pada hari itu, 72 tahun lalu atau tepatnya 24 Maret 1946, warga Kota Bandung rela mengorbankan harta benda, jiwa, dan raga demi Indonesia. Penduduk kota berjuluk Parijs van Java mengikhlaskan tempat tinggal mereka dibumihanguskan agar tak dikuasai penjajah Belanda.

Peristiwa heroik yang tercatat oleh tinta emas revolusi kemerdekaan Indonesia itu, dikenang sampai saat ini. Setiap tahun peristiwa yang dikenal dengan sebutan Bandung Lautan Api (BLA) itu diperingati dengan berbagai cara. Biasanya, Pemkot Bandung menggelar pawai obor dengan rute, Tugu BLA di Taman Tegallega ke Balaikota Bandung, Jalan Waskancana lalu kembali lagi ke Taman Tegallega.

Kisah heroik Bandung Lautan Api tercatat dalam beberapa versi. Dalam Wikipedia, peristiwa itu bermula dari kedatangan pasukan Inggris bagian dari Brigade MacDonald pada 12 Oktober 1945. Pasukan Sekutu Brigade MacDonald itu menuntut agar semua senjata api di tangan penduduk, kecuali TRI dan polisi, diserahkan kepada mereka.

Orang-orang Belanda yang baru dibebaskan dari kamp tawanan Jepang mulai melakukan tindakan mengganggu keamanan dan kenyamanan penduduk. Akibatnya, bentrokan bersenjata antara Inggris dan TRI tidak dapat dihindari. Malam pada 21 Oktober 1945, TKR dan badan-badan perjuangan melancarkan serangan terhadap markas-markas pasukan Inggris di Bandung utara, termasuk Hotel Homann da Preanger.

Tiga hari kemudian, MacDonald menyampaikan ultimatum kepada Gubernur Jawa Barat agar Bandung utara dikosongkan oleh penduduk, termasuk pasukan bersenjata. Ultimatum Tentara Sekutu agar TRI bersama penduduk meninggalkan Kota Bandung. Ultimatum ini mendorong TRI untuk melakukan operasi “bumi hangus”.

Para pejuang tak rela menyerahkan Kota Bandung dan dimanfaatkan Sekutu dan tentara NICA (Belanda). Keputusan untuk membumihanguskan Bandung diambil melalui musyawarah Madjelis Persatoean Perjoeangan Prijangan (MP3) di hadapan semua kekuatan perjuangan pada 23 Maret 1946.

Komandan Divisi III TRI Kolonel Abdul Haris (AH) Nasution mengumumkan hasil musyawarah tersebut dan memerintahkan evakuasi Kota Bandung. Hari itu juga, penduduk Bandung mengalir panjang meninggalkan Kota Bandung. Malam hari, pembakaran kota berlangsung yang dilakukan para pejuang.

Kota Bandung sengaja dibumihanguskan oleh TRI dan rakyat agar tentara Sekutu dan NICA tidak dapat menggunakan Bandung sebagai markas strategis militer mereka. Saat bumi hangus terjadi, api berkobar di seluruh penjuru dan pelosok kota. Di mana-mana mengepul asap hitam membubung tinggi ke udara. Aliran listrik pun padam. Api membubung membakar kota, sehingga Bandung pun menjadi lautan api.

Tentara Inggris mulai menyerang kantong-kantong pertahanan TRI sehingga pertempuran sengit terjadi. Pertempuran paling besar terjadi di Desa Dayeuhkolot, selatan Kota Bandung. Di sini terdapat gudang amunisi milik Jepang yang dikuasai tentara Sekutu. Dalam pertempuran ini, Mohammad Toha dan Ramdhan, dua anggota milisi Barisan Rakjat Indonesia (BRI) nekat menghancurkan gudang amunisi tersebut. Muhammad Toha dan Ramdhan berhasil meledakkan gudang amunisi dengan dinamit dan keduanya gugur.

Staf pemerintahan kota Bandung pada mulanya akan tetap tinggal di dalam kota, tetapi demi keselamatan, maka sekitar pukul 21.00 WIB itu, mereka juga ikut mengungsi meninggalkan Bandung. Sejak saat itu, kurang lebih pukul 24.00 WIB, Bandung telah kosong dari penduduk dan para pejuang.

Sementara itu, versi lain mencatat, peristiwa Bandung Lautan Api bermula dari Perdana Menteri Syahrir mengikuti ultimatum pemerintah kolonial Belanda yang memerintahkan seluruh warga Kota Bandung, khususnya pasukan bersenjata, meninggalkan Bandung selatan paling lambat 24 Maret 1946  pukul 24.00 WIB.

Komandan Divisi III TRI AH Nasution mencoba kembali bernegosiasi dengan Komandan Divisi Hindia Belanda ke-23 Jenderal Hawtorn. AH Nasution meminta agar Belanda memundurkan batas waktu pengosongan Bandung dari lascar bersenjata. Namun permintaan Nasution itu tak digubris oleh Jenderal Hawtorn.

Koran Merdeka terbitan 25 Maret 1946 menulis,"Tadi malam (tanggal 24 Maret), api besar terlihat di enam titik. Pagi ini pesawat pengintai RAF melaporkan bahwa seluruh kawasan selatan Bandung diselimuti asap tebal yang mempesulit pengamatan. Terdengar ledakan-ledakan yang mengindikasikan taktik bumi hangus masih dilakukan di wilayah tersebut. ‎Pagi ini, kobaran api masih terlihat di dekat stasiun kereta api dan banyak kampung."

Let's block ads! (Why?)



Pengen baca lanjutan nya buka link di samping : https://ift.tt/2G1ZZcG

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Bandung Lautan Api, Taktik Bumi Hangus Melawan Penjajah"

Post a Comment

Powered by Blogger.