Sahroni menekankan sinergitas antara instansi terkait yang berwenang terhadap palanggaran hukum di laut seperti BNN, Polri, Bea Cukai dan TNI AL sangat penting mengingat luasnya perbatasan Indonesia dengan panjang mencapai 99.000 kilometer. Banyaknya jalur tikus yang jumlahnya mencapai ribuan bahkan belasan ribu dimanfaatkan penyelundup untuk memasukkan narkoba ke Indonesia.
“Penangkapan kapal Sunrise Glory ini membuktikan sinergitas penggagalan penyelundupan narkoba telah berjalan baik. Pencegahan masuknya narkoba ke Indonesia memang tak boleh dilakukan parsial karena panjang perbatasan yang memunculkan banyaknya jalur tikus,” terang Sahroni yang menemani Ketua DPR Bambang Soesatyo melakukan kunjungan ke Batam terkait penggagalan masuknya satu ton sabu-sabu ke Indonesia, Minggu (11/2/2018).
Sahroni mengemukakan dengan adanya sinergitas, kelemahan khususnya dalam hal sumber daya manusia dan sarana seperti kapal cepat ataupun persenjataan dapat saling melengkapi. Kondisi itu sangat penting mengingat para penyelundup narkoba akan menggunakan peralatan yang semakin canggih.
“Dengan sinergitas, celah yang akan ditutup akan semakin banyak karena bertambahnya sarana kapal cepat, persenjataan dan sumber daya manusia. Apalagi presiden Jokowi yelah menekankan tak boleh ada ego sektor dalam pemberantasan narkoba,” ujar politisi Partai Nasdem ini.
Sependapat dengan Ketua DPR, Sahroni menekankan penyelundup narkoba harus dihukum mati karena telah melakukan kejahatan kemanusiaan. Kepercayaan masyarakat terhadap komitmen pemerintah atas penberantasan narkoba diingatkannya akan terefleksi dari tidak adanya lagi permainan-permainan oleh oknum penegakan hukum terkait pemberantasan narkoba.
(wib)
Pengen baca lanjutan nya buka link di samping : http://ift.tt/2BQDiWx
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Sahroni: Gagalnya Penyelundupan 1 Ton Sabu, Bukti Sinergitas Penegakan Hukum di Laut"
Post a Comment