loading...
Ironisnya, sinyal pembelotan itu langsung disampaikan dengan menggelar Deklarasi Konspirasi Partai PPP, PKB, dan Hanura di Rumah Makan Kampung Sawah, Soreang, Kabupaten Bandung, Senin (19/2/2018) malam, pekan lalu. Petinggi partai yang hadir antara lain Ketua Bappilu PPP Jabar Komarudin Taher. Kemudian dari PKB adalah Agus Eko Muhammad Solihundan, Wakil Sekretaris Dewan Syuro PKB Kabupaten Subang. Sementara, Hanura diwakili Ketua Bappilu Hanura Jabar, Budi Hermansyah. Yang tak kalah menarik, acara itu juga dihadiri calon Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar (Demiz).
Ketua Bappilu PPP Jabar Komarudin Taher menyebut, deklarasi itu sebagai ajang silaturahmi antarpartai. Meski di sisi lain, ia menyatakan kegiatan itu sebagai isyarat dukungan kepada Demiz yang maju dalam Pemilihan Gubernur Jabar, Juni mendatang. "Hanya silaturahmi antarpartai bersama Pak Demiz karena akan menghadapi pilgub, makanya berbau Pilgub Jabar," cetusnya saat memberi sambutan.
Gerakan ini, lanjut dia, murni dari hati nurani para kader. Menurutnya, ada kesamaan tujuan untuk mencari pemimpin yang benar-benar bekerja untuk masyarakat. Karena itu, segala konsekuensi pun siap diterima, termasuk sanksi dari partai. "Ini kan proses dan dinamika yang wajar dalam politik," ujarnya.
Aksi konspirasi itu "menampar" internal partai. Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKB Jabar Syaiful Huda menegaskan, tidak ada kader atau struktur dari partainya yang membelot dan mengalihkan dukungan dari pasangan Rindu ke Deddy-Dedi di Pilkada Jabar tahun ini. "Kami masih sama, tetap dukung pasangan Rindu," tegasnya saat dihubungi SINDO Weekly, Kamis (22/2/2018) pekan lalu.
Bagaimana peluang pasangan Rindu dalam Pilgub Jawa Barat 2018? Simak laporan selengkapnya di Majalah SINDO Weekly Edisi No.52/VI/2018 yang terbit Senin (26/2/2018).
(amm)
Pengen baca lanjutan nya buka link di samping : http://ift.tt/2FwuF2o
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Rindu yang Terbelah"
Post a Comment