“Setidaknya ada alasan kenapa Pilgub Jateng ini lebih anteng dibanding Jabar dan Jatim. Di Jateng itu lebih didominasi PDIP, bahkan dikenal sebagai benteng pertahanan terakhir PDIP. Sebagai ‘kandang banteng’,” ujar pengamat politik Universitas Diponegoro (Undip), Teguh Yuwono, Senin (13/11/2017).
Dominasi PDIP di Jateng mengakibatkan partai politik lain harus berpikir ribuan kali untuk ikut meramaikan Pilgub Jateng. Apalagi, Jateng juga dikenal sebagai pemilih tradisional sehingga tak mudah goyah pada calon-calon yang ditawarkan parpol lain.
“Itu adalah alasan kedua, banyaknya pemilih tradisional. Orang bilang pemilih ortodoks, yakni tak mudah berubah karena berita, medsos, black campaign, dan hoax. Paling pengaruh media sosial itu hanya 3-5%, jadi tidak mengubah konstelasi politik di tingkat provinsi,” lanjutnya.
Dia menambahkan, Ganjar Pranowo yang maju lagi dalam Pilgun Jateng 2018, juga cukup menciutkan nyali parpol lain untuk melawan. Ganjar disebut sebagai salah satu bakal calon gubernur yang memiliki tingkat popularitas dan elektabilitas tertinggi.
“Faktor yang ketiga adalah incumbent maju lagi. Dan ini berbeda dengan Jabar dan Jatim yang tak ada incumbent. Tiga faktor itu yang membuat orang berpikir paling Ganjar lagi (jadi gubernur). Dengan beripikir itu maka tidak menarik lagi untuk melawan PDIP dan Ganjar Pranowo di Jateng,” lugasnya.
(rhs)
Pengen baca lanjutan nya buka link di samping : http://ift.tt/2i8jjXS
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ini Alasan Pilgub Jateng Lebih Adem Dibanding Jatim dan Jabar"
Post a Comment