"Walaupun status pengungsi yang ada di Indonesia adalah negara transit, bukan negara tujuan. Jadi kita tidak pernah menolak. Salah satu daerah yang dihujani pengungsi termasuk Sulsel di antara sekian itu, Sulsel paling banyak nampung," kata Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo.
SYL sapaan akrabnya mengaku, di daerah yang ia pimpin bukan hanya pengungsi dari Rohingya, namun beberapa negara lainnya. "Bukan hanya Rohingya, juga ada dari Pakistan, dari negara di jazirah Arab seperti kemarin Iran dan Irak," ungkapnya.
Sebelumnya kembali terjadi konflik di Myanmar bahkan sebanyak 2.625 rumah telah dibakar di wilayah desa mayoritas Rohingya, di barat laut Myanmar, pada pekan lalu. Serangan itu yang membuat para warga muslim Rohingya melarikan diri ke perbatasan Bangladesh.
Dari data jumlah rumah yang dibakar itu diakui pemerintah negara tersebut pada hari Sabtu (2/9/2017). Namun, pemerintah menuduh kelompok militan Arakan Rohingya Salvation Army (ARMY) sebagai pihak yang bertanggung jawab atas pembakaran ribuan rumah itu.
Badan Pengungsi PBB (UNHCR) menyatakan, sekitar 58.600 warga Rohingya telah melarikan diri ke Bangladesh dari Rakhine. Data itu diperoleh saat para pekerja bantuan kemanusiaan berjuang menolong para pengungsi.
Syahrul melanjutkan, meski demikian pihaknya meminta agar para imigran yang ada di Sulsel tidak membuat kekacauan, termasuk sebelumnya saat melakukan demonstrasi.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Sulsel, Asmanto Baso Lewa mengatakan, sekarang di Sulsel khususnya di kota Makassar itu hampir ada 2.000 imigran gelap.
"Sebenarnya ini wilayahnya UNCHR. Dari aturan yang saya pahami Imgran gelap itu harus ada lokalisasi khusus, yang tidak berbaur dengan masyarakat umum," ungkapnya.
(rhs)
Pengen baca lanjutan nya buka link di samping : http://ift.tt/2x2TyRT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Sulsel Jadi Daerah Transit Imigran"
Post a Comment