Sebelumnya bita terlihat lesu dan berdiri sambil menopang tubuh dengan belalainya. Kematian bita diketahui pertama kali oleh pawang yang melintasi kandang, saat pengunjung objek wisata kebun binatang sudah beranjak pulang.
Saat itu pawang menduga Bita pingsan karena kelelahan. Namun begitu diperiksa ternyata Bita sudah tidak bernyawa. Setelah memastikan kematiannya, pawang langsung melaporkan ke Kepala TMSBK dan memberitahu petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar.
Kepala Bidang TMSBK Ikbal Bahal mengatakan, Bita diduga mati karena penyakit sendi tulang yang diderita. Selama tiga bulan belakangan, Bita dalam perawatan intensif dokter hewan TMSBK yang dibantu dokter spesialis gajah yang didatangkan dari Lampung dan Jakarta.
Sebelum ditemukan mati sepanjang hari Selasa, gajah betina berusia 28 tahun ini hanya mau dan bisa makan semangka."Sebelumnya sakit dan sudah dilakukan pengobatan, namun nafsu makannnya menurun. Jadi mungkin karena nafsu makan menurun kondisi tubuhnya letih, tadi pun berdirinya sudah mulai ditopang dengan belalai, mungkin karena sudah terlalu letih dan jatuh lalu mati," ujar Ikbal.
Sementara itu Wali Kota Bukittinggi Ramlan Nurmatias begitu mengetahui kematian seekor gajah dari 2 ekor koleksi gajah yang dimilik langsung mendatangi kebun binatang dan melihat proses pemeriksaan bangkai bita.
Menurut Ramlan, dengan matinya Bita maka satwa gajah koleksi TMSBK hanya tinggal seekor gajah jantan yang bernama Zidan. Meski diduga mati karena penyakit yang diderita pihak kebun binatang merasa perlu untuk mengungkap penyebab pasti kematian gajah ini/.
Selasa malam tadi dokter hewan BKSDA dan petugas dari Balai Veteriner Baso langsung melakukan nekropsi atau bedah bangkai.
(whb)
Pengen baca lanjutan nya buka link di samping : http://ift.tt/2xzIr0k
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Sakit Rematik, Gajah Berusia 28 Tahun Mati di Kandang"
Post a Comment