Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banten Agoes Soebeno mengatakan, angka kemiskinan pada bulan September 2016 sebanyak 657,74 ribu orang. Namun, setelah dilakukan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) pada bulan Maret 2017, angka kemiskinan bertambah menjadi 675,04 ribu orang.
Jumlah penduduk miskin baik di daerah perkotaan maupun pedesaan juga mengalami peningkatan. Di perkotaan bertambah 10,9 ribu orang dari 380,16 ribu orang pada September 2016 menjadi 391,03 ribu orang pada Maret 2017. Sementara penduduk miskin di daerah pedesaan bertambah 6,4 ribu orang dari 277,58 ribu orang pada September 2016 menjadi 284,00 ribu orang pada Maret 2017.
"Pada Maret 2017, sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan tercatat sebesar 70,47 persen sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi September 2016 yang sebesar 70,29 persen," ujar Agoes kepada wartawan di Serang, Selasa (18/7/2017).
Lima komoditi makanan dan non makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai garis kemiskinan di perkotaan relatif sama dengan di pedesaan. Komoditi makanan penyumbang terbesar garis kemiskinan adalah beras, rokok kretek filter, telur ayam ras dan mie instan.
Sedangkan satu komoditi makanan yang berbeda adalah daging ayam ras di perkotaan dan kopi bubuk dan kopi instan (sachet) di pedesaan. Biaya perumahan, bensin, pendidikan, listrik, angkutan (perkotaan) dan pakaian jadi perempuan dewasa (pedesaan) adalah lima komoditi non makanan penyumbang terbesar Garis Kemiskinan.
Hal tersebut, tambah Agoes, mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin semakin jauh di bawah garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin juga semakin melebar.
(kri)
Pengen baca lanjutan nya buka link di samping : http://ift.tt/2vcVDqc
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Naik 5,45%, Jumlah Orang Miskin di Banten Bertambah 17 Ribu"
Post a Comment