Search

Sehari Cukup Sebatok Beras, Cegah Anak Putus Sekolah

Siswa belajar di ruang sekolah baru SDN Rahayu yang dibangun KKKS SKK Migas-Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java (JOB PPEJ), di Desa Rahayu, Soko, Tuban, Jatim. Foto/Ali Masduki

TUBAN - DI pelosok Rahayu, sebuah desa terpencil yang ada di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, hidup menjadi sebuah rahmat yang harus dijalani dengan ikhlas. Mereka hidup saling berdampingan dan mulai menyadari kalau pendidikan menjadi kunci kebangkitan hidup mereka. Kehadiran pengolahan minyak di desanya menjadi pertalian yang mampu menembus sekat-sekat mimpi.

Matahari masih sepenggalah ketika Muhaemin (11), keluar dari kelas untuk bergegas ke lapangan bola yang ada di SDN Rahayu. Seragam pramukanya sudah terlihat lusuh, keringat mulai menetes di keningnya. Namun itu tak menyurutkan niatnya untuk segera bergabung dengan teman-temannya yang lain untuk bermain bola.

Berkali-kali matanya tertuju pada sepatu hitam yang baru dibelinya seharga Rp60 ribu di Pasar Soko. Kaus kaki bermotif kotak-kotak melengkapi penampilannya yang gahar. Tas ransel hitam langsung diletakkan di pinggir lapangan yang rapi dengan tatanan paving di berbagai sudut halaman sekolah.

"Kemarin dapat beasiswa dari Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java (JOB PPEJ) Rp1,5 juta. Uang beasiswa itu dimasukkan ke bank, ada buku tabungannya juga lho," ujar Emin, kemarin.

Bagi anak pasangan Siti Muawana dan Ladi Abidin itu, buku tabungan menjadi barang yang begitu langka. Penghasilan kedua orangtuanya sebagai buruh tani di Dusun Kayunan hanya cukup untuk makan sehari-hari, sehingga tak pernah berpikir memiliki buku tabungan yang berisi uang sampai jutaan rupiah.

Untuk makan setiap hari saja, keluarganya hanya menghabiskan sebatok beras yang dimakan berempat. Emin memiliki adik yang kini duduk di Taman Kanak-kanak (TK). Meskipun hidup sederhana, bapak dan ibunya sangat berharap ia bisa menyelesaikan pendidikan. Apalagi, dulu di Desa Rahayu banyak anak yang putus sekolah.

"Suasana sekolah sekarang beda dengan dulu. Ruangan kelas sudah layak, ada perpustakaan, laboratoium bahasa sampai lapangan olahraga yang tak perlu lagi kena genangan air ketika hujan deras turun," ujar Jumiati, guru kelas VI SDN Rahayu.

Bangunan sekolah di SDN Rahayu baru beroperasi 2014. Sekolah yang dibangun oleh JOB PPEJ itu menggabungkan dua sekolah yakni SDN Rahayu I dan SDN Rahayu II yang lokasinya sekitar 500 meter dengan Central Processing Area (CPA) milik JOB PPEJ. Di CPA itu, proses pemisahan gas bumi, minyak bumi serta air dilakukan sebelum didistribusikan ke berbagai tempat.

"Anak-anak yang putus sekolah juga sekarang tidak ada. Kalau dulu banyak sekali yang putus sekolah, kami sempat bingung juga ketika anak-anak tak suka berada di sekolah," ungkapnya.

Sekolah yang nyaman, lanjutnya, menjadi alasan kuat anak-anak untuk betah berlama-lama di kelas maupun halaman. Mereka juga kini memiliki perpustakaan dengan koleksi berbagai buku yang bisa membawa imajinasi serta impian mereka ke berbagai belahan dunia. Deretan tulisan dan gambar yang penuh makna menjadikan nuansa sekolah lebih beragam.

dibaca 181x



Pengen baca lanjutan nya buka link di samping : http://ift.tt/2gQpltU

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Sehari Cukup Sebatok Beras, Cegah Anak Putus Sekolah"

Post a Comment

Powered by Blogger.