Pemkab Kediri menolak pemulangan kerangka jenazah Sutan Ibrahim Datuk Tan Malaka dari Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kediri ke kampung halamannya di Provinsi Sumatera Barat. Diskusi mengenai Tan Malaka/KORAN SINDO/Solichan A
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Kediri Eko Setiyono mengatakan Kediri juga ingin menjadi pemilik atau tempat lokasi makam Tan Malaka berada. Atas permintaan masyarakat Kediri, Pemkab, kata Setyono akan berupaya melestarikan makam Tan Malaka di Selopanggung Kediri.
“Toh Tan Malaka milik bangsa Indonesia. Bukan hanya milik masyarakat Minang maupun masyarakat Kediri saja. Karenanya biarlah makamnya kami rawat di Kediri, “ujarnya.
Sebelumnya jalan sejauh 100 meter menuju makam yang sebelumnya berupa setapak pematang sawah terjal dan curam, mendadak dibangun.
Kendati demikian keluarga Tan Malaka bersama Wakil Bupati Pemkab Lima Puluh Kota yang hadir dalam Diskusi Publik “Tan Malaka, Patriot Yang Hilang dan Kembali” di ruang Perpustakaan STAIN Kediri tetap bertekad membawanya pulang.
“Namun kami tetap menjunjung tinggi itikad baik serta mengutamakan silaturahim, “ujar Henky Novaron Arsil Datuk Tan Malaka kepada wartawan Rabu 21 Desember 2016.
Henky Novaron merupakan kemenakan Datuk Tan Malaka dari garis ibu. Dia pemegang gelar estafet Datuk Tan Malaka yang ke 7.
Diperjelas bahwa Datuk Tan Malaka merupakan gelar adat Raja Bungo Setangkai masyarakat Minangkabau. Sebuah gelar tertinggi yang membawahi 134 datuk kaum dengan 8 diantaranya datuk pucuk. Sutan Ibrahim merupakan pemegang gelar Datuk Tan Malaka yang ke 4.
Tiga pemegang gelar datuk sebelumnya, dan tiga dibawahnya telah meninggal dan dimakamkan di kampung halaman. Untuk keabsahan pengukuhan gelar Datuk Tan Malaka yang ke 7 keluarga harus memakamkan Datuk ke 4, yakni Sutan Ibrahim di kampung halaman.
“Karena ini sudah menjadi adat kami memakamkan seluruh leluhur di kampung halaman, “terang Henky yang datang dengan kemeja batik lengan panjang dan berkopyah hitam.
Rombongan dari Kabupaten Lima Puluh Kota datang sejak Selasa 20 Desember lalu. Semuanya berjumlah 11 orang. Selain Henky Novaron, juga hadir Wakil Bupati Lima Puluh Kota Refrizal Ridwan, Pimpinan Tan Malaka Institute Lima Puluh Kota Habib Datuk Monti, Pimpinan Tan Malaka Institute Jakarta dan sejumlah aktivis Partai Murba.
Sebelum memulai diskusi, mereka lebih dulu berziarah ke Makam Tan Malaka di Desa Selopanggung, di kaki Gunung Wilis.
dibaca 169x
Pengen baca lanjutan nya buka link di samping : http://ift.tt/2hWOyX8
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pemkab Kediri Tolak Pemulangan Jenazah Tan Malaka ke Sumbar"
Post a Comment